Detasemen Bravo Pasukan Khas, disingkat Denbravo Paskhas adalah satuan
pelaksana operasi khusus Korpaskhas yang berkedudukan langsung di bawah
Dankorpaskhas.
TUGAS
Detasemen Bravo Paskhas bertugas melaksanakan operasi intelijen,
melumpuhkan alutsista/instalasi musuh dalam mendukung operasi udara dan
penindakan teror bajak udara serta operasi lain sesuai kebijakan
Panglima TNI.
SEJARAH
Detasemen Bravo 90 lahir pada era kepemimpinan Marsma TNI Maman
Suparman, sebagai Komandan Puspaskhas periode tahun 1990. Ide Bravo
sebagai satuan khusus Paskhasau muncul dari para penggagas, yaitu
Marsdya TNI (Purn) Budhy Santoso yang saat itu menjabat sebagai Dirops
Puspaskhas (Asops Korpaskhas) dengan pangkat Letkol dan Kol Psk (Purn )
Wahyu Widjojo yang saat itu menjabat sebagai Dan Depolat (Dan Wing III)
dengan pangkat Letkol. Kedua Pamen ini merupakan alumni AAU tahun 1968.
Konsep pembentukan Detasemen Bravo 90 didasari oleh pemikiran
resultantif tentang perkembangan teori atau kritisisme (Iptek), data
atau empirisisme (sejarah) dan nilai atau konstruktifisme Beberapa
rujukan dasar, baik yang bersifat universal maupun yang bersifat
domestik, adalah sebagai berikut:
Univesal:
1. Giulio Douhet: "It is more easier to destroy enemies aerial air
power on the ground than to hunt it's flying birds on the sky" (Lebih
mudah menghancurkan kekuatan udara lawan ketika berada di darat
ketimbang ketika sedang terbang seperti burung di udara). Pemikiran
Douhet memberi peluang bagi strategi melumpuhkan kekuatan udara lawan
yang berada di darat oleh unsur satuan darat. Douhet adalah perwira
Infantri Italia yang menekuni bidang teknik, kemudian menjadi ahli
strategi perang udara. Douhet di hukum 1 tahun karena konsep-konsep
perang udara, sebelum kemudian diakui kebenarannya, dan untuk itu ia
dibebaskan dari tahanan militer, bahkan dipromosikan menjadi Jenderal.
2. Stefan T. Possony, seorang Phd Ahli Strategi Perang Udara, Konseptor
SDI (Strategic Defense Initiative) dan Star War di era Perang Dingin.
Possony menyebutkan 15 Elemen Air Power, dua di antaranya merupakan dua
fungsi utama Paskhasau, yaitu Bases and protective forces atau Pasukan
Pertahanan Pangkalan dan Airborne forces atau Pasukan Payung. 15 elemen
tersebut :
A. Raw material and fuel
B. Industrial potential, tool reserves, and high rate of technological progress
C. Bases and protective forces (PPP)
D. Communications and Electronics
E. Logistics and supplies
F. Auxiliary services
G. Airborne forces (PGT)
H. Guided missiles and atomic weapons
I. Aircraft
J. Manpower
K. Training
L. Morale
M. Intelligence
N. Research and inventiveness
O. Tactics-Strategy-Planning.
3. Carl Von Clausewitz, pencetus: "Strategic Center of Gravity (SCOG):
the hub of all powers and movements on which everything depend" (pusat
kekuatan dan gerak yang menentukan). Bahasa Infantri mengenal: Medan
Kritik atau Medan Permati, yaitu suatu bagian medan, yang akan
menentukan kemenangan bagi siapa yang menduduki/ menguasainya. Sejarah
menunjukan bahwa: medan kritik (taktis) dan SCOG (strategis) selalu
menjadi ajang perebutan dalam setiap pertempuran dan perang. Pangkalan
udara/ lapangan terbang adalah sebuah SCOG.
4. Sekitar PD 11, pasukan NATO di bawah pimpinan Kolonel Flemming
membentuk satuan khusus yang disebut Air Commando Group (ACG). ACG
antara lain terdiri dari unsur-unsur prajurit komando yang disebut
Chindit, pilot dan personil-personil teknik udara, menyusup kedaerah
belakang pertahanan Jepang di mandala CBI (China, Burma, India), dengan
menggunakan pesawat glider, terjun payung dan lain-lain, untuk merusak
unsur-unsur kekuatan udara Jepang. ACG menjadi cikal bakal US Air Force
Special Operation Command (AFSOC) yang dikembangkan pada tahun 90 an.
Paskhasau sebagai bagian dari Air Power memandang penting untuk
menyiapkan satuan khusus TNI AU, dalam persepsiACG.
5. Civis pacem para bellum you want peace prepare war). Atau, kesiapan
perang yang tinggi akan membuat calon lawan membatalkan niatnya untuk
menyerang (Deterent Power/ Daya Tangkal). Sejak Perang Kemerdekaan, PPP,
PGT, Kopasgat dan Paskhas tidak pernah absen dari tugas-tugas perang,
karena ia adalah Pasukan Perang, bagian dari Angkatan (Perang)Udara.
Domestik:
1. Sishankamrata adalah strategi besar TNI dalam menghadapi ancaman
perang. Dalam berbagai keterbatasan, maka strategi inkonvesional menjadi
pilihan utama. Sishankamrata bersifat total dalam subyek, obyek dan
metoda. TNI AU dipandang penting untuk mampu
mengembangkan strategi inkonvensional di samping kesiapan secara konvensional.
2. Paskhasau sebagai sub-sistem Angkatan Udara bertanggungjawab untuk
menyiapkan satuan khusus yang mampu berperan untuk melakukan
operasi-operasi khusus inkonvensional matra udara, sesuai dengan
perkembangan ancaman dan perkembangan Iptek.
3. Cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan adalah salah satu nilai
keindonesiaan, yang memungkinkan pengembangan strategi proaktif, demi
kedaulatan negara.
Kata Bravo berarti "yang terbaik", berasal dari bahasa Slavia, didapat
oleh Marsdya Budhy Santoso ketika belajar Total Defence and Protection
di Yugoslavia. Verlo dobro atau unusually excellent atau bravo. Ucapan
tersebut disampaikan oleh Jenderal Ismailnovich kepada siswa yang
dinilai telah bersungguh-sungguh belajar dan lulus terbaik. Digit 90
menjadi tanda tahun peresmian pertama dimulainya pembentukan Bravo oleh
Komandan Puspaskhasau Marsma TNI Suparman di ruang rapat Mapuspaskhasau.
Lanud Sulaiman.
Dalam berbagai keterbatasan sumberdaya ketika itu, kemudian pada akhir
tahun 1989, Dir Ops Puspaskhas waktu itu yang dijabat oleh Letkol Psk
Budhy Santoso memerintahkan Lettu Psk Suhardi dan dibantu oleh Lettu Psk
Mugiran untuk menyeleksi anggota Paskhas khususnya anggota Depodiklat
sebanyak 70 orang yang akan dijadikan Tim Khusus yang diberi nama BRAVO
secara psikologis "sudah siap mati". Dari hasil seleksi tersebut
terpilih sebanyak 30 orang yang akan terpilih sebagai TIM Bravo. Pada
tahun 1992 Tim Bravo ini ditarik ke Puspakhas dan pembinaanya langsung
dibawah Puspaskhas. Seiring dengan perpindahannya, Komandan Tim Bravo
dijabat oleh Lettu Psk Lintong Siregar, yang dibantu oleh Lettu Psk
Wolter A Waroka dengan jumlah 54 orang.
Topi Bravo adalah topi yang indah, dengan dasar warna hitam dan emblem
berbentuk Pisau Komando tegak lurus keatas berwarna Biru dan tulisan
Komando melintang berwarna Hijau, merupakan simbolisasi Bravo sebagai
Satuan Komando Udara (Air Commando) yang mampu bergerak melalui tiga
media.
Prajurit cikal-bakal Bravo dititikk-beratkan untuk berlatih secara
sangat intens: karate, menembak, latihan fisik, mental dan bahasa
inggris. Program yang disusun secara sangat ketat, dimaksudkan untuk
mencapai sasaran tahap pertama mencakup: Dan Satu Karateka, Petembak
Mahir Klas Satu, fisik dan mental tangguh dan aktif berbahasa inggris.
Kualifikasi Komando dan Terjun Bebas merupakan kemampuan dasar prajurit
Bravo, yang telah diperoleh sebelum seleksi Bravo. Ramuan dari latihan
dan pembelajaran tersebut, dimaksudkan untuk
Mengembangkan kemampuan Bravo lebih lanjut, yaitu menyerap
keterampilan maupun pengetahuan keudaraan (dasar-dasar leknologi
Alutsista. Udara). Namun di tengah perjalanan pelaksanaan program
kebravoan ketika itu, Brayo telah terIalu dini diberi tugas-lugas
khusus, sehingga berakibal kepada terganggunya pelaksanaan program yang
telah ditetapkan.
Dalarn perjalanannya para pernbina Paskhasau lerus berupaya rnerealisasikan konsep Bravo. Berbagai surnber pemikiran pun terus dicari dan dikembangkan guna memperkokoh keberadaan Bravo sebagai satuan khusus Angkatan Udara. David A. Shlapak & Allan Vick, dalam bukunya "Check Six Begins on The Ground" dan "Snakes In the Eagle's Nest", RAND Corporation, US, 1995).menyebutkan bahwa: lelah terjadi 645 kali serangan olch pasukan darat terhadap lapangan terbang dalam kurun waktu 50 tahun. sejak PD I hingga tahun 90 an, dan telah rnenighancurkan lebih dari 20(J0 pesawal lerbang. RAND adalah sebuah lembaga penelitian independen terkemuka di Amerika yang bekerja untukUSAF. Soeharto (1995): -nanti di raid saja'. KeLika Malaysia inenggelar airshow dipulau Lanoka■vi 1995, dan sejurnlah perwira TNI AU ditugaskan untuk meninjau, kernudian disan-Ipaikanlah sebuah laporan penilaian dari hasil peninjauan mereka tentang perkembanoan Airpower Malaysia, Inti laporan yang sampai ke presiden pada waktu itu menyebutkan bahwa, perkembangan Airpower Indonesia kalah jauh dari Airpower negeri jiran tersebut. Soeharto hanya tersenyum. "nanti di raid saja", ucapnya, mantap. Pembinaan Bravo terus bergulir dalarn dinarnika turun- naik. BeKi,asarkan Skep KSAU N Na. Skepr73/111/1999 , Pada tanggal 19 Oktoher 1g9 dilaksanakan Upacara Pengukuhan Detascmcn Bravo -9(J ditandai dengan penyerahan Tunggul Delabnien Bravu'90 'GVVA WIJAYA" oleh KSAU Marsekal TN I Hanafi Asnan kcpacla Kapten Pasukan Yudhi Bustanii sebagai Kornandan Bravo '90 1-)asukan Khas Angkatan Udara pada peringalan upacara HUT ke-52 Korpaskhas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar